MATERI
KHUTBAH JUM’AT
Tanggal : 29 Mei 2015
Oleh : Drs. H. Aziz Kawakibi
Judul : Nikmat Alloh SWT
Hadirin
Sidang Jum’at Rohimakumulloh.
Pertama-tama
marilah kita panjatkan puji syukur ke hadirot Alloh SWT, atas segala nikmat, taufiq
dan hidayahnya kita dapat melaksanakan salah satu kewajiban muslim yaitu shalat
jum’at. Shalawat serta salam semoga Alloh curahkan kepada Nabi Muhammad SAW, kepada
keluarga, sahabatnya dan kepada kita selaku umatnya.
Hadirin
Sidang Jum’at Rohimakumulloh.
Khotib
berwasiat khususnya kepada diri khotib sendiri umumnya kepada hadirin sidang
jum’at yang dimulyakan Alloh SWT, marilah kita sama-sama meningkatkan kualitas
dan kuantitas ketaqwaan kita kepada Alloh dengan melaksanakan apa yang di
perintah Alloh dan menjauhi apa-apa yang di larang Alloh SWT.
Hadirin
Sidang Jum’at Rohimakumulloh.
Kita
adalah yang diciptakan Alloh SWT, yang telah diberikan banyak nikmat oleh
Alloh, bahkan kalau kita sadari, bahkan Kadang kita lupa bahwa Alloh memberikan
nikmat dari kita tidur sampai kita tidur kembali Alloh memberikan nikmat kepada
kita, tetapi kita tidak sadar, sekecil apapun yang Alloh berikan kepada kita
itu adalah nikmat dari Alloh SWT. Kadang-kadang hal yang dianggap kita sebagai
sakit, padahal dengan sakit kita lebih dekat dengan Alloh.
Hadirin
Sidang Jum’at Rohimakumulloh
Berbicara
masalah nikmat, Alloh SWT berfirman dalam Al-Qur’an kalau kita selaku manusia
ada pelindung nikmat Alloh yang diberikan kepada kita Alloh menyatakan tidak
akan bisa menghitung nikmat tersebut. Bayangkan saja contoh kecil mata yang
kita rasakan bisa berkedip. Itu sesungguhnya nikmat Alloh SWT. Bayangkan kalau
saja tidak berkedip satu jam saja itu sudah terasa sakit, mata kita tidak
normal, dan dengan sakit itu kita akan merasakan nikmatnya memiliki mata.
Hadirin
Sidang Jum’at Rohimakumulloh.
Sahabat
Nabi bernama Ali karomallohu wajhah. Mengatakan nikmat itu ada 6 macam;
Hadirin
Sidang Jum’at Rohimakumulloh, tiga hal yang akan saya angkat dalam khutbah kali
ini, yang sangat penting sekali yang kaitannya dengan akhirat dan bahkan dunya
sekalipun.
1. Nikmat
Islam
Islam adalah agama yang kita yakini kebenarannya, Islam mengajarkan
siapa yang masuk dan mengajarkan Islam maka dia akan selamat. Kalau kita sudah
mengatakan Islam maka kita harus selamat dan saudara-saudara kita harus
selamat, Islam adalah keselamatan barangsiapa yang menganut Islam maka ia harus
selamat dunia dan akhirat. Karena di dalam Islam itu sudah lengkap. Sekecil
apapun kehidupan di dunia ini sudah diatur dalam Islam.
Contoh kecil ketika mau buang air kecil tidak boleh lupa
berdoa biar kita diselamatkan. Semua itu mengajarkan keselamatan. Oleh karena
itu, Islam adalah suatu ajaran yang dalam ajarannya kita laksanakan pasti orang
yang melaksanakannya akan selamat dunia dan akhirat. Tunduk dan patuh dalam
ajaran islam berarti kita bertaqwa kepada Alloh SWT. Barang siapa yang bertaqwa
kepada Alloh SWT maka orang itu akan di berikan jalan keluar oleh Alloh dan
akan diberikan rizki yang tidak disangka-sangka.
2. Nikmat
Al-Qur’an
Alquran adalah kitab suci agama Islam dan Al-Qur’an akan
memberikan syafaat nanti di akhirat. Kata Nabi barang siapa yang membaca
Al-Qur’an di dunia maka Al-Qur’an akan memberikan Syafaat nanti di Akhirat. Maka
kita wajib untuk mengkaji, memahami dan mengamalkan Al-Qur’an. Membaca satu
hurup saja sudah mendapat pahala dari Alloh SWT.
Sebentar lagi kita akan menghadapi bulan suci Ramadhan
maka perbanyaklah membaca Al-Qur’an karena di dalam al-Qur’an semua aspek
kehidupan ada di dalamnya sebagai bahan kita mengarungi kehidupan dunia dalam
aturan Al-Qur’an.
3. Nikmat
menjadi Ummat Nabi Muhammad SAW.
Karena walaupun ummat terakhir tapi ummat Nabi Muhammad
SAW akan masuk syurga paling awal dibandingkan ummat Nabi Lainnya. Ini
istimewanya menjadi Ummat Nabi Muhammad SAW. Oleh karena itu kalau kita
mencintai Nabi Muhammad SAW maka perbanyaklah membaca sholawat dan mengikuti
apa-apa yang dicontohkan Rosululloh SAW.
Hadirin
Sidang Jum’at Rohimakumulloh.
Mudah mudahan apa yang
disampaikan dapat bermanfaat dan menjadikan kita sebagai orang yang bertaqwa.
Amin.