Ringkasan
Kultum Dzuhur
Tanggal : 15 Juni 2015
Oleh
: H. Ahmad Sobari, BA
Judul : 7 Golongan Yang Akan Mendapat
Naungan Alloh SWT Di Hari Kiamat Kelak
Ada
7 (tujuh) golongan manusia yang akan mendapat naungan Alloh SWT di hari kiamat
kelak diantaranya :
1.
Seorang
pemimpin (imam) yang adil.
Pemimpin adil bukan hanya dicintai rakyatnya, melainkan
dicintai pula oleh Alloh SWT dan berhak mendapatkan naungan-Nya di hari Kiamat
nanti. Pemimpin disini bisa saja presiden, gubernur, bupati, camat, lurah atau
kepala rumah tangga (suami). Karena setiap kita adalah pemimpin dan setiap
pemimpin akan diminta pertanggung jawabannya kelak. Untuk itu, seorang pemimpin
harus bertindak adil sehingga semua orang yang dipimpinnya bisa merasakan
pelayanan yang maksimal dan penegakan ketentuan yang benar.
2.
Pemuda
maupun pemudi yang tumbuh dalam keadaan selalu beribadah kepada Alloh SWT.
Jika seorang pemuda atau pemudi cenderung suka
bersenang-senang. Karena itu, jika ia memaksa hati dan raganya untuk sibuk
beribadah kepada-Nya, itu bertanda bertapa kuat ketaqwaan pada dirinya. Maka
pantaslah baginya naungan Alloh kelak. Masa muda adalah masa dimana syahwat
sedang memuncak sehingga tidak jarang banyak pemuda terjerumus dalam
kemaksiyatan. Pemuda yang mampu mengisi hari-harinya dengan ibadah adalah yang
terselamatkan di hari Kiamat. Sebagaimana kisah Ashabul Kahfi (para pemuda
kahfi) yang menghindari kezaliman penguasa untuk menyelamatkan aqidah mereka.
3.
Seseorang
yang terkait hatinya dengan masjid.
Berkata imam An-Nawawi yang artinya :
“maknanya
adalah sangat mencintai masjid dan selalu menjaga shalat berjama’ah di
salamnya. Dan maknanya bukan selalu duduk di masjid.” (syarh Shahih Muslim juz
3 hal. 481)
Karena
itu, siapa yang menjaga shalat berjama’ah dimasjid, selalu merasa rindu dengan
masjid, senantiasa rindu untuk beribadah di dalamnya, bergembiralah... naungan
Alloh akan kau dapatkan di hari Kiamat nanti. Orang yang tidak akan melewatkan
kesempatan untuk memakmurkan masjid dengan ibadah dan amal-amal sholeh terutama
sholat fardhu berjama’ah. Hatinya selalu risau bila jauh dari masjid dan merasa
sedih bila tidak bisa mendatanginya di waktu-waktu sholat berjama’ah dan ketika
majelis ta’lim diadakan.
4.
Dua
orang yang saling mencintai karena Alloh dan berpisah karena Alloh.
Al-Hafizh Ibnu Hajar berkata :
“maksudnya yaitu mereka berdua senantiasa dalam
kecintaan karena Agama. Mereka tidak memutus kecintaan itu karena alasan
duniawi, baik mereka berkumpul sebenarnya (secara fisik) atau tidak, sampai
maut memisahkan mereka berdua.” (Fathulbari juz 2 hal. 485 maktabah syamilah)
Ya. Inilah cinta yang dimiliki para pecinta di
jalan-Nya. Cinta yang dibangun diatas kecintaan karena-Nya. Bukan cinta yang
tumbuh karena tujuan duniawi dan jauh dari tendensi pribadi. Berkumpul dan
bersisah karena Alloh. Tingkatan hubungan keimanan yang tinggi adalah cinta
Alloh dan benci karena Alloh, bertemu dalam kerangka mengingat Alloh dan
berpisah dengan tetap dalam dzikir pada Alloh maka keduanya akan selamat di
hari kiamat.
5.
Seorang
lelaki yang diajak wanita cantik berzina dan menjawab “sesungguhnya aku takut
kepada Alloh.”
Seseorang yang diajak berzina oleh seorang wanita cantik
dan tak ada seseorangpun kecuali mereka berdua, lantas apa yang akan terjadi?
Bukankah Nabi Yusuf bisa melewati ujian seperti itu?
Karena itu, siapa yang mengalami seperti yang beliau
alami ia berhasil melewatinya, berarti itu pertanda betapa kuat ketaqwaan dan
keimanan dirinya kepada Alloh. Maka pantaslah baginya naungan Alloh kelak.
Mungkin ada yang bertanya, “keutamaan ini bagi peria yang dirayu seorang wanita, tetapi kalau
wanita yang dirayu seorang pria? Apakah ia mendapatkan pula keutamaan dalam
hadits diatas?.”
Al-Hafizh Ibnu Hajar menjelaskan bahwa keutamaan dalam
hadits diatas mencakup peria dan wanita. Beliau berkata :
“karena sesungguhnya kejadian itu bisa saja terjadi pada
perempuan yang diajak (berbuat zina) oleh seorang raja yang tampan, misalnya,
lalu ia menolak ajakan tersebut karena takut kepada Alloh walau ia memiliki
hasrat untuk itu.” (fathulbari juz 2 hal. 485)
وَلَا
تَقۡرَبُواْ ٱلزِّنَىٰٓۖ إِنَّهُۥ كَانَ فَٰحِشَةٗ وَسَآءَ سَبِيلٗا ٣٢
“Dan
janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan
yang keji. Dan suatu jalan yang buruk.”
6.
Sedekah
secara sembunyi-sembunyi sehingga tangan kiri tidak tahu apa yang dilakukan
tangan kanan.
Imam An-Nawawi berkata :
“di dalam hadits ini terdapat keterangan tentang
keutamaan sedekah secara sembunyi-sembunyi. Para ulama berkata, ‘ini pada
sedekah tathawu’ (bukan wajib). Sembunyi-sembunyi pada sedekah ini lebih utama,
sebab itu lebih dekat dengan keikhlasan dan lebih jauh dari riya’. Adapun zakat
yang wajib, menampakannya justru lebih utama.
Dan begitu pula dengan shalat, menampakan shalat-shalat
yang wajib lebih utama (dari pada menyembunyikannya) dan menyembunyikan
shalat-shalat nafilah (tidak wajib) lebih utama (dari pada menampakannya).
Berdasarkan sabda Nabi : ‘shalat yang paling utama
adalah shalat seseorang dirumahnya, kecuali shalat wajib.” (Syarh Shahih Muslim
juz 3 hal. 481)
7.
Seseorang
yang menangis karena mengingat Alloh dan rasa takutnya kepada Alloh.
فَٱسۡتَجَبۡنَا
لَهُۥ وَوَهَبۡنَا لَهُۥ يَحۡيَىٰ وَأَصۡلَحۡنَا لَهُۥ زَوۡجَهُۥٓۚ إِنَّهُمۡ
كَانُواْ يُسَٰرِعُونَ فِي ٱلۡخَيۡرَٰتِ وَيَدۡعُونَنَا رَغَبٗا وَرَهَبٗاۖ
وَكَانُواْ لَنَا خَٰشِعِينَ ٩٠
“Maka
Kami memperkenankan doanya, dan Kami anugerahkan kepada nya Yahya dan Kami
jadikan isterinya dapat mengandung. Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang
selalu bersegera dalam (mengerjakan) perbuatan-perbuatan yang baik dan mereka
berdoa kepada Kami dengan harap dan cemas. Dan mereka adalah orang-orang yang
khusyu´ kepada Kami.”