Judul : Bersyukur
Tanggal : 03 April 2015
Oleh : Drs. H. Kodir Jainal Aripin, M.Pd.I
Tanggal : 03 April 2015
Oleh : Drs. H. Kodir Jainal Aripin, M.Pd.I
Kaum Muslimin sidang jum’ah rahimakumullah…….
Marilah kita tingkatkan ketaqwaan kita
kepada Allah, dengan berupaya menunaikan perintahnya dan mejauhi
larangan Nya. Dengan harapan semoga senantiasa kita mendapat rahmat dan
hidayahNya. Dan kita termasuk hamba yang mendapatkan kebahagiaan dunia
dan akherat. Amin.
Selanjutnya, marilah bersama sama kita
sadari begitu banyak anugerah dan nikmat Allah yang terlimpah kepada
kita, baik yang berupa material maupun in material yang kita gunakan
didalam kehidupan di dunia ini. Saking banyaknya, hingga tak akan mampu kita menghitungnya. Allah telah berfirman :
وَإِنْ تَعُدُّوا نِعْمَتَ اللَّهِ لا تُحْصُوهَا
“ Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, niscaya kamu tak akan mampu menghitungnya”. (QS.Ibrahim : 34).
Lafadl Syukur diambil dari lafadl syakara, yang berarti membukak, sebagai kebalikan lafadl kafara (kufur) yang berarti menutup.
Hakikat syukur adalah menampakkan nikmat
dan menggunakan nikmat tersebut pada sesuatu yang di ridlai oleh Dzat
Yang memberi nikmat. Sedangkan kufur adalah menyembunyikan dan melupakan
nikmat. Allah telah berfirman :
لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ
“Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti
Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari
(nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.” (QS: Ibrahim : 7)
Pada dasarnya segala bentuk kesyukuran
itu harus ditujukan hanya untuk Allah Dzat yang memberi nikmat. Akan
tetapi bukan berarti kita tidak boleh berterima kasih kepada sesama yang
telah menjadi perantara datangnya nikmat tersebut, justru kita harus
juga menyatakan syukur dan terima kasih kepada fihak yang telah menjadi
perantara datangnya nikmat Allah.
Hal ini dapat kita fahami dari firman
Allah, yang memerintahkan kita untuk berterima kasih kepada kedua orang
tua kita, yang telah menjadi media wujud kita terlahir di dunia ini. Firman Allah Ta’ala :
أن اشْكُرْ لِي وَلِوَالِدَيْكَ إِلَيَّ الْمَصِيرُ
“Bersyukurlah kepadaKu dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu”.(QS.Luqman : 14).
Perintah bersyukur kepada kedua orang
tua merupakan isyarat agar kita bersyukur kepada siapapun yang telah
berjasa dan menjadi perantara atas datangnya ni’mat
anugerah Allah tersebut. Barang siapa yang tak mau bersyukur dan tak
mau berterima kasih kepada sesama manusia yang telah berjasa, berarti ia
tak bersyukur kepada Allah. SWT. Secara tegas Nabi Muhammad Sallallahu
‘alai wa sallam bersabda :
مـن لـم يـشـكـر الـنـاس لـم يـشـكـر الـلـه
“Barang siapa yang tak mau bersyukur dan
tak mau berterima kasih kepada sesama manusia , berarti ia tidak
bersyukur kepada Allah “
Kaum Muslimin sidang jum’ah rahimakumullah…….
Manfaat syukur, akan kembali kepada
orang yang bersyukur. Allah tak akan mengambil keuntungan apapun dari
syukur hambanya, sebagaimana Allah tak akan merugi dan tak akan
berkurang kewibawaan dan keAgunganNya bila hambanya tak mau bersyukur
dan kufur atas nikmat karunia Nya.
Ada berbagai cara untuk mensyukuri ni’mat Allah Ta’ala, antara lain :
1. Syukur bil qalbi :
Menyadari sepenuh hati semua ni’mat dan
prestasi yang diterima seorang hamba, tidak hanya hasil oleh karena
kepandaian, keahlian dan kerja keras, akan tetapi karena fadlal dan
anugerah Allah Ta’ala. Kesadaran ini mendorong seseorang untuk tidak
merasa kecewa dan tidak merasa berat menerima ni’mat Allah. Meskipun
hanya kecil atau sedikit.
2. Syukur bil lisan :
Mengakui dan menyatakan dengan lisan
melalui ucapannya bahwa segala ni’mat hanya dari Alah semata. Pengakuan
inipun disertai memuji kepada Allah dengan ucapan Al Hamdulillah, ucapan
ini merupakan manifestasi pengakuaan bahwa yang paling berhak menerima
pujian hanyalah Allah semata.
3. Syukur bil arkan :
Menggunakan ni’mat anugerah Allah untuk hal hal yang diridlani Allah SWT. Sebagai Dzat Yang Memberi ni’mat tersebut.
Bapak bapak, jama’ah jum’ah rahimakumullah…….
Syikap syukur ini harus menjadi
kepribadian kita kaum Muslimin. Sikap ini mengingatkan kita supaya mau
berterima kasih kepada Dzat Yang Memberi ni’mat dan kesanggupan untuk
berterima kasih kepada orang lain yang menjadi perantara datangnya
ni’mat yang kita terima. Dengan bersyukur seseorang akan ridla terhadap
ni’mat yang diterima, dengan tetap meningkatkan upaya dan ikhtiyar untuk
mencapai ni’mat yang lebih baik.
Semoga Allah Ta’ala senantiasa
melimpahkan taufiq dan hidayah Nya kepada kita semua, sehingga kita
pandai bersyukur kepada Allah dan sanggup berterima kasih kepada orang
lain yang telah menjadi lantaran ni’mat yang kita terima.
بَارَكَ
اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ* وَنَفَعَنِي وَإِيَّا كُمْ
بِااْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ* إِنَّهُ هُوَ التَّوَّابُ
الرَّحِيْمِ * قَالَ تَعَالَى وَهُوَ أَصْدَقُ اْلقائِلِيْنَ:
أَعُوْذُبِاللهِ مِنَ الشًّيْطَانِ الرَّجِيْمِ* بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ
الرَّحِيْمِ* وأمـا بـنـعمـة ربـك فحدث* وَقُلْ رَبِّ اْغفِرْ وَارْحَمْ
وَأَنْتَ خَيْرُ الرَّحِمِيْنَ