MASJID AGUNG AL-FATHU KABUPATEN BANDUNG
 Materi Ceramah Duha MTW Al-Fathu
Tanggal : 31 Mei 2015
Oleh : Ustadzah Ai Sumiati


===================================================================

PINDAHNYA KIBLAT

Pada bulan Sya'ban, Qiblat berpindah dari Baitul Maqdis, Palistina ke Ka’bah, Mekah al Mukarromah. Nabi Muhammad Shollallahu alaihi Wasallam menanti-nanti datangnya peristiwa ini dengan harapan yang sangat tinggi. Setiap hari Beliau tidak lupa menengadahkan wajahnya ke langit, menanti datangnya wahyu dari Rabbnya. Sampai akhirnya Allah Subhanahu Wata’ala mengabulkan penantiannya. Wahyu Allah Subhanahu Wata'ala turun.

قَدْنَرَىتَقَلُّبَوَجْهِكَفِي السَّمَاءفَلَنُوَلِّيَنَّكَقِبْلَةًتَرْضَاهَافَوَلِّوَجْهَكَشَطْرَالْمَسْجِدِالْحَرَامِوَحَيْثُمَا كُنتُمْفَوَلُّواْوُجُوِهَكُمْشَطْرَهُوَإِنَّالَّذِينَأُوْتُواْالْكِتَابَلَيَعْلَمُونَأَنَّهُالْحَقُّمِنرَّبِّهِمْوَمَا اللّهُبِغَافِلٍعَمَّايَعْمَلُونَ

"Sesungguhnya Kami (sering) melihat mukamu menengadah ke langit, maka sungguh Kami akan memalingkan kamu ke kiblat yang kamu sukai. Palingkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram. Dan di mana saja kamu berada, palingkanlah mukamu ke arahnya. Dan sesungguhnya orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang diberi Al Kitab (Taurat dan Injil) memang mengetahui, bahwa berpaling ke Masjidil Haram itu adalah benar dari Tuhannya; dan Allah sekali-kali tidak lengah dari apa yang mereka kerjakan."
(QS. Al Baqarah; 144)

KEUTAMAAN BULAN SYA'BAN

Dalam bulan sya'ban ini sangat banyak sekali keutamaan nya, maka sungguh sangat dalam kerugian jika kita semua meninggalkan bulan yang penuh dengan keberkahan ini dengan tidak dipenuhi dengan ibadah.

فَسَبِّحْبِحَمْدِرَبِّكَوَكُن مِّنَالسَّاجِدِينَ
"maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan jadilah kamu di antara orang-orang yang bersujud (shalat),"
( QS.Al-Hijr ; 98 )

Allah Subhanahu Wa Ta'alaa selalu memerintahkan kita semua beribadah kepadanya, apalagi pada bulan-bulan yang penuh dengan keberkahan ini.

وَمَاخَلَقْتُالْجِنَّوَالْإِنسَإِلَّالِيَعْبُدُونِ

"Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku."
( QS.Adz-Dzaariyaat ; 56 )

Karena bulan Sya'ban terletak diantara bulan Rajab & bulan Ramadhan, dan karena diapit oleh dua bulan mulia ini, maka Sya'ban seringkali dilupakan. Padahal semestinya tidaklah demikian. Dalam bulan Sya'ban terdapat berbagai keutamaan yang menyangkut peningkatan kualitas kehidupan umat Islam.
Rasulullah SAW bersabda;

ذَلِكَ شَهْرٌ يَغْفُلُ النَّاسُ عَنْهُ بَيْنَ رَجَبٍ وَرَمَضَانَ وَهُوَ شَهْرٌ تُرْفَعُ فِيهِ الْأَعْمَالُ إِلَى رَبِّ الْعَالَمِينَ فَأُحِبُّ أَنْ يُرْفَعَ عَمَلِي وَأَنَا صَائِمٌ


"Bulan Sya'ban adalah bulan yang biasa dilupakan orang, karena letaknya antara bulan Rajab dengan bulan Ramadan, Bulan Sya'ban adalah bulan diangkatnya amal-amal, KarenaNya aku menginginkan pada saat diangkatnya amalku, aku dalam keadaan sedang berpuasa."
(HR. Abu Dawud dan Nasa'i)

‘Aisyah radhiyallahu ‘anha juga mengatakan,

لَمْ يَكُنِ النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – يَصُومُ شَهْرًا أَكْثَرَ مِنْ شَعْبَانَ ، فَإِنَّهُ كَانَ يَصُومُ شَعْبَانَ كُلَّهُ

"Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam tidak biasa berpuasa pada satu bulan yang lebih banyak dari bulan Sya’ban. Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam biasa berpuasa pada bulan Sya’ban seluruhnya."
(HR. Bukhari no. 1970 dan Muslim no. 1156)

Karenanya, pada bulan ini, umat Islam dianjurkan untuk memperbanyak berdzikir & meminta ampunan serta pertolongan dari Allah SWT. Pada bulan ini, sungguh Allah banyak sekali menurunkan kebaikan-kebaikan berupa syafa'at (pertolongan), maghfirah (ampunan), dan itqun min adzabin naar (pembebasan dari siksaan api neraka).

Dalam Kitab "Durratun Nashihin" , Dari Yahya bin Mu'adz,beliau mengatakan ; Lafadz Sya'ban menyimpan karunia bagi orang-orang mukmin,dari perpanjangan 5 Hurufnya, yaitu :
1. Syin perpanjanganya Syarafun dan Syafa'atun yang berarti kemuliaan dan Syafaat(pertolongan).
2. 'Ain perpanjanganya Al-'izzah wal Karamah yang berarti kemenangan dan karamah.
3. Ba-k perpanjanganya Albirru yang berarti Kebaikan.
4. Alif perpanjanganya Ulfah yang berarti rasa belas kasihan.
5. Nun perpanjanganya An-Nur yang berarti Cahaya.

Itulah sebabnya dijelaskan: Bulan Rajab mensucikan Tubuh, Sya'ban untuk mensucikan Lubuk hati, dan Ramadhan untuk Mensucikan jiwa/Ruh.
Maka siapa yang mensucikan tubuhnya dalam bulan Rajab, sucilah hatinya dalam bulan Sya'ban. Dan siapa mensucikan lubuk hatinya dalam bulan Sya'ban, sucilah jiwanya dalam bulan Ramadhan.

Saudaraku yang diRahmati Allah, mari sucikan Lubuk hati kita dalam bulan Sya'ban ini supaya kita smua menjadi Suci jiwa kita dalam bulan Ramadhan besok.
Dan barang siapa tidak mensucikan Lubuk hatinya di bulan Sya'ban ini, bagaimana bisa mensucikan jiwanya dalam bulan Ramadhan besok???

Dengan cara apa kita mensucikan Lubuk Hati kita?? Perbanyak ibadah, dzikir, puasa, sedekah dan amalan-amalan lain nya..
Rasulullah SAW bersabda;
"Siapa Berpuasa 3 hari pada awal bulan Sya'ban, 3 hari pada pertengahan nya, dan 3 hari pada akhirnya, maka Allah mencatatnya pahala 70 orang Nabi, dan adalah bagaikan orang beribadah kepada Allah SWT selama 70 tahun ,dan jika meninggal pada tahun itu berarti mati Syahid"

Dalam Sabda Rasulullah SAW Lainya;
"Siapa mengagungkan bulan Sya'ban,bertaqwa kepada Allah SWT, dan taat beribadah kepadaNya, serta mengekang diri dari Laku Maksiat, maka Allah mengampuni segala dosanya, dan menyelamatkan dari segala macam Bahaya/bala-k, dan macam-macam penyakit dalam tahun ini"
(Zubdatul Wa'dhin)

MALAM NISHFU SYA'BAN DIBUKANYA PINTU RAHMAT

Dari Abu Hurairah ra, Rasulullah SAW bersabda yang Artinya;
"Pada malam Nishfu Sya'ban Jibril datang kepadaku, sahutnya; 'Hai Muhammad, pada malam ini pintu-pintu Rahmat dibuka, untuk itu tegakkan lah Shalat, angkatlah kepala dan kedua tanganmu ke Langit'.
Aku bertanya: 'Hai Jibril,mlm apakah ini?'
Jawabnya: 'pada malam ini 300 pintu Rahmat telah dibuka, Allah mengampuni semua Orang yang tidak musyrik kepada Allah, bukan ahli sihir, bukan Dukun, bukan orang yang suka Bermusuhan, bukan Pemabuk arak, bukan Pelacur, bukan pemakan Harta Riba, bukan pendurhaka terhadap orang tua, bukan yang suka Mengadu Domba, dan bukan orang yang suka Memutus Tali persaudaraan, Mereka Semua itu tidak diAmpuni, Hingga Bertaubat dan suka Meninggalkan".

Lalu Beliaupun keluar & Shalat, serta menangis dalam Sujudnya, seraya Membaca, yang Artinya;
"Ya Allah, aku berlindung kepadaMu dari siksamu, dan Marahmu, aku tiada Menghitung-hitung Pujiku kepadaMu, sebagaimana Engkau Memuji Dzatmu sendiri, maka Bagimulah segala puji Hingga engkau Ridha".
(Zubdatul Wa'idhin)

pada malam Nisfu Sya'ban turun beberapa kebaikan dari Allah SWT untuk hamba-hamba Nya yang berbuat baik pada malam tersebut. Kebaikan-kebaikan itu berupa syaf'aat (pertolongan), maghfirah (ampunan), pembebasan dari azab dsb. Dengan demikian, malam Nisfu Sya'ban antara lain dinamakan juga malam syafa'at, malam maghfirah, & malam pembebasan.

Para ulama menamai malam Nishfu Sya’ban dengan beragam nama. Banyaknya nama-nama ini mengindikasikan kemuliaan malam tersebut.
1. Lailatul Mubarokah (malam yang penuh berkah).
2. Lailatul Qismah (malam pembagian rizki).
3. Lailatut Takfir (malam peleburan dosa).
4. Lailatul Ijabah (malam dikabulkannya doa)
5. Lailatul Hayah walailatu ‘Idil Malaikah (malam hari rayanya malaikat).
6. Lalilatus Syafa’ah (malam syafa’at)
7. Lailatul Baro’ah (malam pembebasan). Dan masih banyak nama-nama yang lain.

Disebut malam maghfirah karena pada malam itu Allah SWT menurunkan ampunanNya kepada segenap penduduk bumi. Didalam hadist Rasulullah SAW bersabda,
"Tatkala datang malam Nisfu Sya'ban, Allah memberikan ampunan-Nya kepada penghuni bumi, kecuali bagi orang yang syirik dan berpaling pada-Nya."
(HR. Ahmad)

Rasulullah SAW telah memerintahkan kita semua untuk memperhatikan malam Nisyfu Sya’ban, dan berkahnya beramal sholeh pada malam itu diceritakan oleh Sayyidina Ali Rodliallahu anhu, Rasulullah Shollallahu alaihi wasallam bersabda:
"Jika tiba malam Nisyfi Sya’ban, maka bersholatlah di malam harinya dan berpuasalah di siang harinya karena sesungguhnya Allah Subhanahu wata'ala menurunkan rahmatnya pada malam itu ke langit dunia, yaitu mulai dari terbenamnya matahari. Lalu Dia berfirman, 'Adakah orang yang meminta ampun, maka akan Aku ampuni, Adakah orang meminta rizki, maka akan Aku beri rizki, Adakah orang yang tertimpa musibah, maka akan Aku selamatkan, Adakah begini atau begitu, Sampai terbitlah fajar'."
(HR. Ibnu Majah)

Saudaraku yang diRahmati Allah, Sangat dianjurkan untuk meramaikan malam Nisfu Sya'ban dengan cara memperbanyak ibadah, Shalat, zikir membaca Al-Qur'an, berdo'a & amal-amal salih lainnya.
Karena semua itu akan membuat Hati kita menjadi Bersih, seperti Sabda Rasulullah SAW yang Artinya;
"Siapa menghidup-hidupkan dua malam Hari Raya & malam Nishfu Sya'ban, maka tidak matilah Hatinya ketika umumnya hati (manusia) mati"
(Zahratur Riyadi)

Mari kita muliakan bulan Sya'ban yang mulia ini dengan banyak beribadah dan jangan melalaikannya dari ibadah dan taqarrub kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala.
Read More >>


MATERI KHUTBAH JUM’AT
Tanggal             : 29 Mei 2015
Oleh                  : Drs. H. Aziz Kawakibi
Judul                 : Nikmat Alloh SWT




Hadirin Sidang Jum’at Rohimakumulloh.
Pertama-tama marilah kita panjatkan puji syukur ke hadirot Alloh SWT, atas segala nikmat, taufiq dan hidayahnya kita dapat melaksanakan salah satu kewajiban muslim yaitu shalat jum’at. Shalawat serta salam semoga Alloh curahkan kepada Nabi Muhammad SAW, kepada keluarga, sahabatnya dan kepada kita selaku umatnya.
Hadirin Sidang Jum’at Rohimakumulloh.
Khotib berwasiat khususnya kepada diri khotib sendiri umumnya kepada hadirin sidang jum’at yang dimulyakan Alloh SWT, marilah kita sama-sama meningkatkan kualitas dan kuantitas ketaqwaan kita kepada Alloh dengan melaksanakan apa yang di perintah Alloh dan menjauhi apa-apa yang di larang Alloh SWT.
Hadirin Sidang Jum’at Rohimakumulloh.
Kita adalah yang diciptakan Alloh SWT, yang telah diberikan banyak nikmat oleh Alloh, bahkan kalau kita sadari, bahkan Kadang kita lupa bahwa Alloh memberikan nikmat dari kita tidur sampai kita tidur kembali Alloh memberikan nikmat kepada kita, tetapi kita tidak sadar, sekecil apapun yang Alloh berikan kepada kita itu adalah nikmat dari Alloh SWT. Kadang-kadang hal yang dianggap kita sebagai sakit, padahal dengan sakit kita lebih dekat dengan Alloh.
Hadirin Sidang Jum’at Rohimakumulloh
Berbicara masalah nikmat, Alloh SWT berfirman dalam Al-Qur’an kalau kita selaku manusia ada pelindung nikmat Alloh yang diberikan kepada kita Alloh menyatakan tidak akan bisa menghitung nikmat tersebut. Bayangkan saja contoh kecil mata yang kita rasakan bisa berkedip. Itu sesungguhnya nikmat Alloh SWT. Bayangkan kalau saja tidak berkedip satu jam saja itu sudah terasa sakit, mata kita tidak normal, dan dengan sakit itu kita akan merasakan nikmatnya memiliki mata.
Hadirin Sidang Jum’at Rohimakumulloh.
Sahabat Nabi bernama Ali karomallohu wajhah. Mengatakan nikmat itu ada 6 macam;
Hadirin Sidang Jum’at Rohimakumulloh, tiga hal yang akan saya angkat dalam khutbah kali ini, yang sangat penting sekali yang kaitannya dengan akhirat dan bahkan dunya sekalipun.
1.     Nikmat Islam
Islam adalah agama yang kita yakini kebenarannya, Islam mengajarkan siapa yang masuk dan mengajarkan Islam maka dia akan selamat. Kalau kita sudah mengatakan Islam maka kita harus selamat dan saudara-saudara kita harus selamat, Islam adalah keselamatan barangsiapa yang menganut Islam maka ia harus selamat dunia dan akhirat. Karena di dalam Islam itu sudah lengkap. Sekecil apapun kehidupan di dunia ini sudah diatur dalam Islam.

Contoh kecil ketika mau buang air kecil tidak boleh lupa berdoa biar kita diselamatkan. Semua itu mengajarkan keselamatan. Oleh karena itu, Islam adalah suatu ajaran yang dalam ajarannya kita laksanakan pasti orang yang melaksanakannya akan selamat dunia dan akhirat. Tunduk dan patuh dalam ajaran islam berarti kita bertaqwa kepada Alloh SWT. Barang siapa yang bertaqwa kepada Alloh SWT maka orang itu akan di berikan jalan keluar oleh Alloh dan akan diberikan rizki yang tidak disangka-sangka.
2.     Nikmat Al-Qur’an
Alquran adalah kitab suci agama Islam dan Al-Qur’an akan memberikan syafaat nanti di akhirat. Kata Nabi barang siapa yang membaca Al-Qur’an di dunia maka Al-Qur’an akan memberikan Syafaat nanti di Akhirat. Maka kita wajib untuk mengkaji, memahami dan mengamalkan Al-Qur’an. Membaca satu hurup saja sudah mendapat pahala dari Alloh SWT.

Sebentar lagi kita akan menghadapi bulan suci Ramadhan maka perbanyaklah membaca Al-Qur’an karena di dalam al-Qur’an semua aspek kehidupan ada di dalamnya sebagai bahan kita mengarungi kehidupan dunia dalam aturan Al-Qur’an.

3.     Nikmat menjadi Ummat Nabi Muhammad SAW.
Karena walaupun ummat terakhir tapi ummat Nabi Muhammad SAW akan masuk syurga paling awal dibandingkan ummat Nabi Lainnya. Ini istimewanya menjadi Ummat Nabi Muhammad SAW. Oleh karena itu kalau kita mencintai Nabi Muhammad SAW maka perbanyaklah membaca sholawat dan mengikuti apa-apa yang dicontohkan Rosululloh SAW.
Hadirin Sidang Jum’at Rohimakumulloh.
Mudah mudahan apa yang disampaikan dapat bermanfaat dan menjadikan kita sebagai orang yang bertaqwa. Amin.
Read More >>

Oleh : Drs. KH. Dadang Zaim Affandi, M.Si

 
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah

الله اكبر الله اكبر الله اكبر لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللّهُ وَ اللهُ اَكْبَر الله اكبر ولله الحمد
Maha Suci Allah, yang telah menghimpun kita di lapang ini untuk mengumandangkan kalimah thayibah di bumi persada yang kita cintai.
Maha Kasih Allah, yang telah melembutkan kalbu sesama Mu’min untuk bersama-sama memekikkan takbir, tahmid dan tasbih.
Maha Lathif Allah, yang telah menanamkan pesan moral agar kita tampil selalu santun, sebagai

.... اُمَّةً وَّسَطًالِّتَكُؤنُؤاثُهَدَاءَ عَلَى النَّاسِ ....
.... umat pertengahan (adil dan pilihan) agar menjadi saksi atas perbuatan manusia ....
(Q.S. Al-Baqarah : 143)
Maha perkasa Allah, yang telah mengumpulkan kita semua duduk bersimpuh menyatakan diri selaku hamba Allah, berserah diri secara utuh hanya kepada Allah semata. Satu tekad, satu tujuan, satu irama, serempak mengucapkan,

الله اكبر الله اكبر الله اكبر لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللّهُ وَ اللهُ اَكْبَر الله اكبر ولله الحمد
Disini kita bersimpuh takbir, sedang di belahan sana di tanah suci Mekah, terdengar serempak suara talbiyah, tanda pasrah kepada Allah, Yang Maha Agung, Maha Perkasa.
Bagi kaum Mu’minin yang telah melaksanakan ibadah haji, tidak akan kering air matanya, sekali pun terus menerus menangis, menyuarakan talbiyah.


لَبَّيْكَ اللهُمَّ لَبَّيْكَ لَبَّيْكَ لاَشَرِيْكَ لَبَّيْكَ
انَّ الْحَمْدَوَالِنّعْمَةَلَكَ وَالْمُلْكَ لاَشَرِيْكَ لَكَ
Aku datang memenuhi panggilan-Mu ya Allah...
Aku datang memenuhi panggilan-Mu
Tidak ada sekutu bagi-Mu...
Aku datang memenuhi panggilan-Mu
Sungguh segala puji dan ni’mat hanya milik-Mu semata,
Demikian juga kerajaan dan kekuasaan...
Tidak ada sekutu bagi-Mu

الله اكبر الله اكبر الله اكبر ولله الحمد
Tiada nada dan suara yang sumbang. Semuanya seirama, menunjukkan keteguhan kalbu dan keyakinan, sekali pun suaranya memelas. Kalbu kita menjerit menyatakan rasa pilu. Tiada kekuatan yang mampu mengimbangi kekuatan Allah swt.

اللَّهُمَّ مَالِكَ الْمُلْكِ تُؤْتِى الْمُلْكَ مَنْ تَشَــــــــــــاءُ، وَتَنْـــــــــــــــــــــــــــزِعُ الْمُلْكَ مِمَّنْ تَشَــاءُ، وَتُعِزُّ مَنْ تَشَــــــــاءُ وَتُذِلُّ مَنْ تَشَـــــاءُ بِيَــــــــــدِكَ الْخَيْرُ، اِنَّكَ عَلَى كُــّلِ شَيْئٍ قَدِيْرٌ
Hari ini kita mantapkan tekad untuk menjalin rasa, mengadu kepada Yang Maha Esa. Kita tinggalkan sebentar kehiruk pikukan keseharian dalam berbagai kesibukan. Sebentar kita tinggalkan, karena sekali waktu kita akan meninggalkannya untuk selama-lamanya.
Dalam suasana seperti sekarang ini tak ada lagi caci maki, tak ada lagi cercaan, bahkan tak ada lagi upaya menghujat dan menyalahkan orang lain. Tak ada lagi upaya memporak porandakan sendi-sendi kesatuan dan keutuhan bangsa. Yang terasa sekarang pada kita semua berkorbarnya jiwa berkurban, mengikuti jejak langkah Nabi Ibrahim a.s. beserta puteranya Nabi Ismail a.s., yang sangat besar dampaknya bagi perilaku kita kaum Mu’minin.
Seringkali orang salah duga, seolah-olah Islam identik dengan kekerasan, agresi, teror, rasialis, kebiadaban, kebinalan, dan julukan lain yang negatif. Itu semua tidak benar. Semangat qurban akan memanifestasikan perilaku taat secara utuh kepada Rabbul ‘alamin, bersedia menyerahkan yang dicintainya kepada Yang Maha Dicintai, mau mengamalkan semua perintah Yang Maha Dicintai dan mengikuti ajaran Rasulullah saw. yang menjadi Rahmatan Lil ‘alamin. Semua orang merasa aman dan memberikan rasa aman kepada sesamanya, penuh kasih sayang, tenggang rasa, empati, proaktif, bersih dari curiga dan bikin onar.
Islam agama yang kita anut melahirkan tatanan hidup yang sarat akan kedamaian, sumber kemuliaan, penuh dinamika hidup yang kreatif, sumber inspirasi dalam mewujudkan berbagai harapan.
Sebagai bangsa, kita memiliki tujuan yang mulia. Kita dituntut berperan mendukung ketahanan nasional dan pembangunannya. Kita tidak cukup sekedar menanam pohon materil semata. Tidak cukup kita hanya memenuhi kantung perut manusia belaka. Yang penting adalah agar kita berupaya menahan pohon iman dan taqwa guna memenuhi laparnya ruhani. Kita tanam pohon materil yang sekaligus menanam pohon ruhani, sehingga kita tumbuh utuh jasmani dan ruhani. Kita tampil sebagai manusia yang bermoral tinggi, berdaya guna dan berhasil guna, bagi bangsa dan negara Republik Indonesia, sesuai dengan tuntunan Allah swt.

الله اكبر الله اكبر الله اكبر ولله الحمد
Pada hari ini jutaan Umat Islam di berbagai penjuru dunia merayakan Idul Adha atau Idul Qurban. Setelah shalat, mereka memotong ternak qurban karena Allah swt. Mendekatkan diri pada Allah swt., mengandung makna taat pada aturan Allah swt. yang tidak sesuai dengan aturan Allah swt., tidak dapat disebut mendekatkan diri pada Allah dan tidak dapat disebut berqurban. Ini berarti bahwa semangat Idul Qurban mengandung makna kepatuhan tanpa reserve kepada Allah swt., dilandasi niat lebih mendekatkan diri kepada Allah. Qurban mengandung makna menyerahkan yang dicintai, kepada Allah yang Maha Dicintai.
Sekiranya kita berharta banyak, dan harta itu dibagikan, banyak berjasa atau banyak karya, belum tentu telah berqurban. Mungkin baru tahap berkorban.
Mari kita kutip berbagai contoh. Seorang shahabat Rasulullah yang bernama Abu Burdah, menyembelih kambing sebelum shalat Idul Adha. Ia tidak termasuk berqurban, akan tetapi baru berkorban. Ia menyembelih ternak sebagaimana Rasulullah saw. lakukan akan tetapi waktunya tidak sesuai dengan ketetapan Rasul.
Ummu Qais, meninggalkan kota Mekah menuju Madinah karena terpikat seorang wanita yang digandrunginya, ia tidak dapat disebut berqurban, karena memiliki niat yang menyimpang.
Yang berangkat ke Mekah sekedar ingin tahu Mekah, atau berpesiar atau dengan niat dagang semata, belum dapat disebut berqurban. Seorang alim yang menyiapkan dan menyampaikan khutbahnya dengan baik, belum dapat disebut berqurban selama ingin disebut ulama, disebut sarjana. Atau orang yang mengeluarkan harta dengan niat ingin disebut dermawan, tidak dapat dikelompokkan sebagai berqurban. Kesemuanya itu hanya disebut berkorban.
Contoh-contoh tersebut mengisyaratkan bahwa semangat qurban hendaknya diwujudkan dalam bentuk kepatuhan akan aturan Allah swt., cermat dalam menggunakan waktu, dilandasi niat kokoh agar lebih dekat kepada Allah swt.
Rasulullah saw., mengisyaratkan bahwa orang yang mengabaikan hak Allah, berniat menceng, akan terpuruk pada situasi serba galau. Beliau bersabda:

مَنْ اَصْبَحَ وَالدُّنْيَااكْبَرُهَمّـِهِ فَلَيْسَ للهِ فِى شَيْءٍ اَلــْــــــــــزَمَ للهُ اَرْبَعَ خِصَالٍ: هًمَّالاَ يَنْقَطِعُ اَبَدًا، وَشُغْلاً لاَ يَتَفَرَّغُ مِنْــــهُ اَبَدًا، وَفَقْرًا لاَ يَبْلُغُ مُنَاهُ اَبَدًا، وَاَمَلاًلاَيَبْلُغُ مُنْتَهَاهُ اَبَدًا.
Barang siapa yang pada pagi hari, kehidupan dunia menjadi fokus utama, dan mengabaikan hak Allah, Allah swt. akan menimpakan empat keadaan: (1) Bingung yang tak pernah berhenti. (2) Sibuk yang tiada henti-hentinya. (3) Kebutuhan yang tidak pernah terpenuhi. (4) Angan-angan yang tidak pernah tercapai.
Semangat berqurban hendaknya mewujudkan kepatuhan yang utuh, di luar ukuran rasional. Apabila Nabi Ibrahim a.s. menggunakan nalar, rasio dan logika, beliau tidak akan melaksanakan qurban. Nabi Isma’il pun tidak akan menyerahkan dirinya untuk menjadi qurban, apabila menggunakan nalarnya. Mari kita bayangkan, sekiranya Isma’il benar-benar terbunuh dengan pisau di tangan ayahnya sendiri? Bagaimana?
Kalaulah bukan karena kekuasaan Allah, perkembangan dunia dewasa ini akan menjadi lain. Mampukah kita benar-benar berqurban? Mari kita mulai dari diri kita sendiri.
Semangat berqurban akan mewujudkan Mu’min yang berani menerima kenyataan. Janganlah kita hanya senang menjadi penonton, sementara orang yang berani tampil menata kehidupan selalu memperoleh cercaan, makian, dan cacian. Gambaran ini dilukiskan pada permainan sepak bola. Sementara pemain basah kuyup berkeringat, berjuang membela kehormatan kesebelasannya, sedang penonton berada di tempat teduh menyoraki pemain yang dianggap tidak mampu bermain baik.
Semangat berqurban seyogianya kita miliki bersama sehingga kita mampu menyusun bangunan yang kokoh.

.... كَـاَنَّـهُـمْ بَنْيَانٌ مَرْ صُـوْ صٌ ....
.... mereka bagaikan suatu bangunan yang tersusun kokoh dan kuat
(Q.S. 61 Ash-Shaf : 4)
Janganlah kesatuan itu seperti kesatuan penonton dan pemain sepak bola. Antara pemimpin dan umat hendaknya seperti gula dan manisnya. Mari kita belajar dari kisah Ibrahim dengan keluarganya, agar kita mampu merealisasikan tekad dan semangat qurban di dalam kehidupan nyata, sebagai bangsa yang diridlai Allah swt.

الله اكبر الله اكبر الله اكبر ولله الحمد
Akhirnya di saat kita me-Maha Besarkan Allah di pagi ini, mari kita ingat nasib umat manusia lain yang sedang mendapat ujian dan cobaan dari Allah swt. semoga mereka semua, keluarganya yang kena musibat, mendapat inayah dan lindungan Allah swt.
Marilah sejenak kita merundukkan kepala lebih mendekatkan diri kepada Allah swt. memohon ampun atas segala kekhilafan yang terasa maupun  tidak terasa. Sudah sepantasnya kita semua pada hari ini, baik yang memimpin maupun  dipimpin, bertekad menyatukan diri dalam satu bangunan yang kokoh kuat sesuai dengan Visi Misi Kabupaten Bandung : “Terwujudnya Kabupaten Bandung yang Maju, Mandiri, dan Daya Saing melalui Tata Kelola Pemerintah Yang Baik, dan Permantapan Pembangunan Perdesaan Berlandaskan Religius, Kultural, dan Berwawasan Lingkungan” sejalan dengan moto “Sabilulungan Raksa Desa”.

MARILAH KITA BERDOA
Allahumma.. Ya Allah, kami datang ke tempat terbuka ini semata-mata memenuhi panggilan-Mu untuk memohon rahmat dan berkah-Mu, untuk memohon ampunan dan cinta kasih-Mu demi Terwujudnya Masyarakat Kabupaten Bandung Yang Repeh Rapih Kerta Raharja Menuju Kabupaten Bandung Yang Marhamah Di Bawah Naungan Rahmat Dan Ridho-Mu.
Ya Allah Maha Ghafur. Ampunilah kami, ampunilah ibu bapak kami, ampunilah guru-guru kami. Kami jadi saksi bahwa mereka pantas mendapat ampunan-Mu, lantaran mereka telah mengurbankan segala-galanya dalam mengantarkan kami kepada Islam.
Allahumma Rabbana.... berikanlah kepada kami kemampuan mendidik generasi muda supaya mereka berkembang sesuai fitrah kemanusiaannya. Janganlah Engkau jadikan kami, sebagai orang tua yang mengantarkan generasi muda pada cara berfikir dan berperilaku menentang fitrah keagamaannya.
Allahumma Rabbana..... Mantapkan jati  diri kami dan suburkanlah semangan berqurban pada darah daging kami. Semarakkan semangat pengabdian pada segala pikiran dan perilaku kami, agar pembangunan negeri ini berhasil dengan ridla-Mu, agar Islam jaya membawa berkah dan rahmat bagi negeri ini.
Ya Rabbana, Ya Aziz. Berilah hidayah dan taufiq pada pimpinan negara dan masyarakat kami.  Bila mereka lemah, kuatkanlah. Bila mereka keliru, luruskanlah. Bila mereka kurang, tambahilah. Mereka adalah manusia-manusia biasa yang mungkin keliru dan khilaf.
Allahumma Rabbana... Cucurkanlah rahmat dan berkah buat anak cucu kami, agar mereka mampu memilih nilai Illahi dalah hidupnya, agar tidak tergoda semaraknya nafsu, agar tidak tergiur cumbu rayu dan agar hidupnya bahagia dunia akhirat.
Ya Allah, jadikanlah negara Republik Indonesia tetap utuh, aman dan tentram. Kokoh kuatkan pimpinan bangsa kami. Jauhkanlah rakyatnya dari berbagai derita serta limpahkanlah karunia agar mereka pun tetap taat kepada-Mu.

رَبَّنَا لاَتُوْ اَخِدْنَا اِنْ نَسِيْنَا اَوْ اَخْطَأْنَا رَبَّنَا وَلاَ تَحْمِلْ عَلَيْاَ اِصْرً كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِنَا رَبَّنَا وَلاَ تُحَمِّلْنَا مَا لاَ طَا قَةَلَنَا بِهِ وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْلَنَا وَارْحَمْنَاانْتَ مَوْلنَـــــا فَانْصُرْنَاعَلَى اْلقَوْمِ اْلكَفِرِيْنَ.
Ya Allah. Janganlah Engkau menyiksa kami sekiranya kami keliru atau lupa. Ya Allah. Janganlah Engkau membebani kami sebagaimana membebani orang-orang sebelum kami. Ya Rabbana. Janganlah Engkau membebani kami yang kami tidak mampu memikulnya. Ampunilah kami ya Allah, leburkanlah dosa-dosa kami. Rahmatilah kami. Engkaulah ya Allah yang mengurusi dan mengatur kami. Tolonglah kami ya Allah untuk mengalahkan kaum kafir.
Allahumma ya Allah... Kami datang dan bersujud di Hadapan-Mu hanya semata memenuhi panggilan-Mu. Kabulkanlah do’a dan harapan kami. Amiin..
الله اكبر الله اكبر الله اكبر ولله الحمد
Demikian pesan Allah, Idul Qurban/Adha yang penuh makna.
·         Sebuah pesan yang seolah mendekonstruksikan qurban dari sekedar ibadah ritual dan fisik ke jantung hakikat dan ruhaniyah.
·         Menyembelih hewan qurban seperti unta, kambing, sapi, kerbau, dan sebagainya, sekedar kegiatan rutin tanpa makna yang substansial dan fungsional bagi kehidupan.
·         Mampu membeli hewan qurban, tetapi tak berniat dan berikhtiar untuk berqurban.
·         Apalah arti seekor kambing atau hewan lain yang setara lainnya manakala dibandingkan dengan pengorbanan jiwa yang nyaris dilakukan dua Nabiyullah Ibrahim a.s. dan putera tercintanya Isma’il a.s. di masa lalu yang menjadi teladan dari ritual ibadah qurban.
·         Pada hakekatnya terhadap substansi yang mendalam, yaitu pancaran jiwa Taqwa atau Ketaqwaan.
·         Ritual luasnya memang hewan qurban memiliki kandungan isinya ialah ketaqwaan itulah hakekat ibadah qurban.
·         Setiap muslim diuji seberapa takwanya kepada Allah dengan mengorbankan harta yang dilambangkan dalam seekor hewan qurban.
·         Di situlah hewan qurban sebagai representasi dari perhiasan duniawi yang sering memenjarakan manusia yang terlena olehnya
Read More >>